Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit, Candi Pari, Gambar dan Penjelasannya - Kerajaan Majapahit ialah kerajaan besar dengan peninggalan sejarah yang cukup banyak. Beberapa peninggalan kerajaan Majapahit bahkan masih ada yang bertahan hingga sekarang. Salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih ada diantaranya ialah Candi Pari. Candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini termasuk yang populer. Keberadaan peninggalan Kerajaan Majapahit yang berupa candi ini sangat penting sebagai salah satu sumber gosip sejarah Kerajaan Majapahit. Bukan saja Candi Pari sebenarnya, ada beberapa candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang sanggup dijadikan sebagai sumber berita.
Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit |
Selain Candi Pari, ada juga Candi Sukuh dan Candi Cetho yang hingga kini masih ada dan banyak dikunjungi banyak wisatawan. Candi Pari sendiri terletak di Desa Candi pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Candi Pari ini diperkirakan dibangun pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit di bawah raja Hayam Wuruk. Ciri-ciri yang ada pada bangunan Candi Pari menunjukkan pada dikala itu toleransi dalam bidang kebudayaan sudah cukup tinggi. Di atas pintu masuk Candi Pari terdapat goresan pena angka tahun 1293 saka atau 1372 M yang diperkirakan sebagai tahun pembangunannya.
Arsitektur Candi Pari
Candi Pari ini bangunannya menghadap ke barat dengan ukuran panjang mencapai 13,55 meter dan lebar 13,40 meter serta bertinggi 13,80 meter. Konstruksi bangunan Candi Pari ini terbuat dari watu bata yang berukuran besar. Sedangkan untuk ambang atas dan ambang bawah pintu masuk bilik candi dipakai watu adesit. Secara arsitektur, bentuk Candi Pari ini tidak sama dengan bentuk candi lainnya yang ada di Jawa Timur. Perbedaan paling mencolok ialah terletak dari bodi Candi Pari yang terkesan lebih gemuk atau besar dan lebih terlihat kokoh ibarat candi yang ada di Jawa Tengah. Sedangkan pada umumnya bentuk candi di Jawa Timur biasanya mempunyai bentuk yang ramping.
Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit |
Selain pada bodi yang besar, perbedaan yang mencolok juga terdapat pada kaki-kaki candi, tubuh candi dan ornamennya. Kaki Candi Pari ini mempunyai tingkat dua, yaitu kaki candi atas dan kaki candi bawah. Dala arkeologi, kaki bawah candi disebut dengan batur. Denah Kaki Candi Pari berbentuk bujur kandang dengan ukuran 13,55 meter, lebar 13,40 meter, tinggi 1,50 meter. Kaki ke dua dari Candi Pari mempunyai panjang 10 meter dan lebar 10 meter dengan tinggi 1,95 meter. Salahs atu sisi dari kaki candi ini mempunyai tangga menuju ke bilik Candi Pari.
Bagian selanjutnya dari Candi Pari ialah Badan Candi Pari. Badan Candi Pari berbentuk bujur kandang dengan ukuran panjang mencapai 7.80 meter, lebar 7.80 meter dan tinggi mencapai 6.70 meter. Setelah tubuh Candi, bab lainnya ialah bilik candi. Susunan lantai pada bilik candi ini sebagian besar ialah susunan baru, untuk susunan lantai orisinil masih ada sedikit yang letaknya berada di sudut barat daya dan sudut barat bahari candi. Di dalam bilik candi pari sudah tidak ada arca lagi, yang ada hanyalah tonjolan sebagai sandaran arca.
Ornamen Candi Pari
Sedikit berbeda dengan candi lainnya, untuk candi pari tidak mempunyai ornamen yang khas. Namun pada kaki candi 1 terdapat hiasan yang bentuknya ibarat panel yang polos tanpa mempunyai hiasan sama sekali. Sedangkan pada kaki dua, terdapat pahatan yang berbentuk ibarat mirip atap arca atau candi tanpa ada atapnya yang letaknya di tengah-tengah. Pada tubuh candi juga demikian, tidak ditemukan ornamen khusus. Yang ada hanyalah panel-panel besar yang polos tanpa adanya hiasan sama sekalo. Ada ornamen berupa hiasan minimalis yang berada di dinding sebelah barat sempurna di atas pintu masuk. Hiasan minimalis tersebut berbentuk segi tiga sama sisi yang bab kecilnya berada di atas.
Sedangkan pada bab utara, bentuknya ialah kubus yang di ambang pintu dan masing-masing tingkatan atap miniatur candi terdapat hiasan bunga teratai yang pada bab atasnya terdapat hiasan angka. Candi pari yang ada dikala ini ialah hasil pemugaran yang dilakukan pada tahun 1994-1999 yang dilakukan oleh kanwil depaikbad.
Meski candi pari dikala ini ialah hasil pemugaran, namun banyak informasi yang sanggup digali dari peninggalan kerajaan Majapahit yang berupa candi pari ini.