Candi Jabung, Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit di Probolinggo - Salah satu bukti kekuasaan Kerajaan Majapahit yaitu adanya beberapa peninggalan yang masih eksis hingga ketika ini. Ada banyak peninggalan Kerajaan Majapahit yang sanggup dijadikan sumber isu sejarah Kerajaan Majapahit sekarang. Beberapa peninggalan Kerajaan Majapahit ini tidak terletak di satu tempat saja, namun di beberapa daerah. Hal ini tentu saja alasannya yaitu tempat kekuasaan pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit begitu luas. Sehingga, sangat mungkin Kerajaan Majapahit menandai tempat kekuasaannya dengan membangun sebuah candi ataupun bangunan yang lainnya. Nah, diantara dari beberapa peninggalan Kerajaan Majapahit ini yaitu sebuah candi yang terletak di Probolinggo yang berjulukan Candi Jabung.
Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit |
Candi Jabung yaitu candi bergaya Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Menurut sejarah Kerajaan Majapahit dalam kitab Nagarakertagama, Raja Hayam Wuruk mengunjungi Candi Jabung pada tahun 1359 Masehi. Pada kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu merupakan tempat pemakaman Bhre Gundal salah satu dari kerabat Raja. Bentuk arsitektur dari Candi Jabung ini serupa dengan Candi Bahal yang ada di Bahal, Sumatera Utara.
Arsitektur Candi Jabung
Candi Jabung ini yaitu bangunan candi yang berdiri di atas tanah yang berukuran 35 meter x 40 meter. Pemugaran pada Candi Jabung dilakukan pada tahun 1983-1987 dan lalu ditambah dengan penataan lingkungan sehingga luasnya menjadi bertambah 20,042 meter persegi. Candi Jabung terletak di ketinggian 8 meter di atas permukaan laut. Situs Candi Jabung terdiri dari dua bangunan utama yang terdiri atas satu bangunan besar dan satu bangunan kecil yang disebut dengan Candi Sudut. Bangunan Candi Jabung ini tersusun atas watu bata yang mempunyai kualitas sangat anggun dengan dilengkapi dengan relief dari gesekan yang indah.
Candi Jabung mempunyai panjang 13,13 meter, lebar 9,60 meter dan tinggi 16,20 meter. Candi Jabung menghadap ke barat, sisi barat sedikit menjorok ke depan dan terdapat bekas tangga naik memasuki Candi. Di bab barat daya halaman candi terdapat bangunan kecil. Arsitektur Candi Jabung ini cukup menarik dengan mempunyai beberapa abagian diantaranya ada bab batur, kaki dan atap. Bentuk badan Candi Jabung bundar silinder segi delapan yang berdiri di atas bab aki candi yang bertingkat tiga membentuk persegi. Sedangkan untuk bab atapnya dagoda atau stupa namun pada bab atap sudah runtuh. Menurut catatan atau enkripsi yang ada pada pintu masuk Candi Jabung, tertulis angka 1276 shaka. Diperkirakan angka tersebut yaitu angka pendirian Candi Jabung, dalam tahun masehi yaitu tahun 1354 Masehi yaitu pada masa awal pemerintahan Hayam Wuruk.
Bagian Utama Candi Jabung
1. Batur Candi
Batur Candi Jabung ini mempunyai ukuran panjang 13,11 meter, lebar 9,58 meter dan di atas batur terdapat selasar keliling yang sempit. Pada Batur Candi Jabung ini juga terdapat ebebrapa panil relief yang menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari. Relief tersebut menggambarkan wacana :
Seorang pertapa menggunakan serban berhadapan dengan muridnya.
Dua orang lelaki yang sedang berada di erat sumur, salah seorang memegangi tali timba.
Di antarapanil-panil terdapat panil berbentuk bundar menonjol semacam medalion dan relifnya di dalam medalion sudah aus.
Singa yang saling berhadapan.
2. Kaki Candi Jabung
Bagian selanjutnya dari Candi Jabung yaitu kaki candi. Kaki candi Jabung ini intinya berbentuk segi empat, di sisi bab barat, ada sedikit yang menjorok ke luar atau bab kontruksi yang mendukung tangga naik. Pada Candi Jabung terdapat bilik segi empat yang mempunyai ukuran 1,30 x 1,30 meter tanpa ada pintu masuk. Kaki Candi Jabung ini ada dua bagian.
- Kaki Candi Tingkat Pertama : Kaki candi pertama dimulai dari lis yang ada di atas batur yang berbentuk agief (3,51 genta) yang berhiaskan daun padina. Kemudian lis datar yang mempunyai ketinggian kurang lebih 60 cm. Di atas lis ini terdapat bidang panil yang terdiri dari 30 lapis watu bata merah setinggi 12 meter dan pada bidang panil terdapat pahatan berbentuk atau bermotifkan medalion.
- Kaki Candi Tingkat Kedua : Kaki candi tingkat ke dua mempunyai bentuk hampir sama dengan kaki candi tingkat pertama. Ada hiasan daun padma, dan ada juga lis mendatar. Pada beberapa bab terdapat bidang vertikal dengan lebar kira-kira 50 cm yang mempunyai gesekan kala dan ornamen-ornamen daun-daunan.
3. Tubuh Candi
Pada bab badan candi Jabung terdapat beberpa arelief manusia, rumah dan pepohonan. Pada bab sudut tenggara, terdapat relief yang menggambarkan perempuan menaiki punggung seekor ikan. Relif ini dalam agama Hindu yaitu kisah dari dongeng pelepasan jiwa Sri Tanjung yang juga merupakan kisah kesetiaan perempuan kepada suaminya. Relief Sri Tanjung ini juga muncul di beberapa candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang lain, ibarat Candi Penataran di Blitar, Gapura Bajangratu di Trowulan dan lainnya. Tubuh Candi pada bab dasar berbentuk persegi lalu dilanjutkan pada badan candi yang berbentuk tabung. Hiasan relief dan gesekan nampak halus dan indah pada bab ini.
4. Atap Candi
Untuk atap candi Jabung, sebagian besar bagiannya sudah hilang. Jika dilihat dari sisa yang masih ada, banyak jago sejarah memperkirakan bentuk atap dari Candi Jabung yaitu stupa dan atapnya mempunyai hiasan yang bermotif sulur-suluran.
Candi peninggalan Kerajaan Majapahit memang tersebar di beberapa area, terutama di tempat Jawa Timur. Dari peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih ada inilah, para jago mendapat banyak informasi mengenai sejarah Kerajaan Majapahit. Mulai dari masa berdirinya Kerajaan Majapahit, hingga dengan masa keruntuhan kerajaan Majapahit.