Sejarah Candi Mendut Lokasi Dan Latar Belakangnya. Candi mendut ialah salah satu candi Budha yang cukup penting peranannya di Jawa.
Candi Mendut terletak di sebuah desa berjulukan Mendut, di kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Letaknya sangat strategis yaitu kurang lebih 3 kilometer dari Candi Borobudur, sekitar 50 kilometer sebelah utara Kota Yogyakarta, dengan koordinat: 7.604750 S, 110.230100 E.
Letaknya yang sangat strategis menciptakan candi mendut cukup ramai dikunjungi para wisatawan domestik dan mancanegara setiap hari. Pada hari raya Waisak, candi Mendut akan sangat ramai sekali alasannya candi ini merupakan sentra prosesi awal program peringatan Waisak sebelum prosesi bergerak menuju candi Borobudur.
Sejarah Candi Mendut belumlah terang alasannya hingga ketika ini bekerjsama belum ada data yang akurat mengenai waktu persisnya candi mendut dibangun. Namun berdasarka beberapa penelitian arkeologi kemungkinan besar candi mendut didirikan pada tahun 824 Masehi. Tidak ada bukti sejarah Candi Mendut ang ditemukan di lokasi candi mendut yang menyebutkan tahun pembuatan candi ini.
Namun pada suatu ketika ada seorang arkeolog Belanda berjulukan J.G. de Casparis menyebutkan bahwa pada Prasasti yang ditemukan di desa Karang Tengah yang ditemukan dan berangka tahun 824 Masehi, disana disebutkan bahwa Raja Indra telah membangun sebuah bangunan suci bernama Venuwana.
Oleh Casparis kata venuwana diartikan sebagai hutan bambu. Hutan bambu ini kemudian diperkirakan ialah daerah desa Mendut yang pada waktu itu masih berupa hutan bambu. Maka kemudian disimpulkan bahwa bangunan suci yang dibangun Raja Indra dari dinasti Syailendra tersebut ialah Candi Mendut. Dan berdasarkan perkiraan, sejarah candi mendut ini usianya jauh lebih renta dari Candi Borobudur.
Candi mendut dibangun dengan memakai kerikil bata yang dicampur dengan kerikil andesit yang sangat kokoh. Candi Budha yang satu ini mempunyai ketinggian 26,4 meter, dan berdiri pada sebuah batur setinggi 2 meter yang permukaannya dilengkapi dengan langkan.
Candi initerdiri dari satu buah bangunan utama yang cukup besar dengan ruangan di dalamnya. Untuk sanggup memasuki ruangan dalam candi, di depan pintu masuk terdapat tangga naik ke dalam candi yang menghadap ke barat.
Di dalam candi terdapat 3 buah arca Budha berukuran cukup besar yang hingga ketika ini masih terawat dengan baik yaitu :
Sejarah Candi Mendut juga sangat khas dari segi arsitekturny, yaitu menyerupai kebanyakan candi lain yang mempunyai beberapa akses air atau yang sering disebut dengan Jaladwara, di beberapa sudutnya. Dan selayaknya candi yang lain pula, candi mendut juga mempunyai panel-panel relief di sekelilingnya. Panel-panel tersebut berjumlah 31 buah dan semuanya berisi relief indah dengan banyak sekali dongeng antara lain pancatatra dan jataka.
Hampir semua bab candi sanggup kita temui relief-relief indah dengan banyak sekali ukuran dan cerita. Semua dongeng pada relief candi menggambarkan kehidupan. Ada dongeng perihal kehidupa Budha, dan dongeng lainnya.
Sebagai salah satu Borobudur dihentikan melewatkan candi yang satu ini. Selain letaknya yang sangat dekat, namun juga keindahannya patut diperhitungkan.
Pada hari raya Waisak candi ini akan menjadi sangat ramai sekali dan penuh sesah oleh para wisatawan. Hal ini alasannya pada hari raya Waisak biasanya umat Budha terutama para Bhiksu akan memadati candi ini untuk mengadakan prosesi perayaan Waisak.
Prosesi Waisak akan dimulai pada 1 hari sebelum hari waisak dengan pengambilan air dari beberapa sumber mata air suci di sekitar candi. Kemudian mulai malam hari semua pemuka agama Budha akan berkumpul di candi mendut untuk berdoa. Proses ini akan berlangsung hingga keesokan harinya.
Tepat pada hari raya Waisak seluruh umat Budha dan para Bhiksu akan mengadakan pawai arak-arakan dengan berjalan kaki menuju candi Borobudur. Dan pada hasilnya di candi Borobudur inilah puncak prosesi upacara Waisak akan digelar hingga selesai.
Perlu dijadikan catatan bahwa tepat pada ketika prosesi upacara Waisak, candi Mendut dan candi Borobudur akan ditutup untuk umum. Para pengunjung dan wisatawan tidak akan diperkenankan masuk ke area candi. Makara kalau ingin mengunjungi candi-candi ini, pastikan sebelumnya untuk melihat kalender. Jangan hingga sudah jauh-jauh mengunjungi candi mendut, ternyata dihentikan masuk.
Namun selain bangunan candi itu sendiri, bekerjsama prosesi perarakan upacara Waisak juga sangat layak untuk ditonton sebagai wisata sejarah candi mendut. Pada ketika hari raya Waisak ini justru pengunjung candi mendut biasanya sangat membludak penuh dengan wisatawan domestik, dan terlebih wisatawan mancanegara.
**Candi Kalasan
Candi Mendut terletak di sebuah desa berjulukan Mendut, di kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Letaknya sangat strategis yaitu kurang lebih 3 kilometer dari Candi Borobudur, sekitar 50 kilometer sebelah utara Kota Yogyakarta, dengan koordinat: 7.604750 S, 110.230100 E.
Letaknya yang sangat strategis menciptakan candi mendut cukup ramai dikunjungi para wisatawan domestik dan mancanegara setiap hari. Pada hari raya Waisak, candi Mendut akan sangat ramai sekali alasannya candi ini merupakan sentra prosesi awal program peringatan Waisak sebelum prosesi bergerak menuju candi Borobudur.
Sejarah Candi Mendut
Sejarah Candi Mendut belumlah terang alasannya hingga ketika ini bekerjsama belum ada data yang akurat mengenai waktu persisnya candi mendut dibangun. Namun berdasarka beberapa penelitian arkeologi kemungkinan besar candi mendut didirikan pada tahun 824 Masehi. Tidak ada bukti sejarah Candi Mendut ang ditemukan di lokasi candi mendut yang menyebutkan tahun pembuatan candi ini.
Namun pada suatu ketika ada seorang arkeolog Belanda berjulukan J.G. de Casparis menyebutkan bahwa pada Prasasti yang ditemukan di desa Karang Tengah yang ditemukan dan berangka tahun 824 Masehi, disana disebutkan bahwa Raja Indra telah membangun sebuah bangunan suci bernama Venuwana.
Oleh Casparis kata venuwana diartikan sebagai hutan bambu. Hutan bambu ini kemudian diperkirakan ialah daerah desa Mendut yang pada waktu itu masih berupa hutan bambu. Maka kemudian disimpulkan bahwa bangunan suci yang dibangun Raja Indra dari dinasti Syailendra tersebut ialah Candi Mendut. Dan berdasarkan perkiraan, sejarah candi mendut ini usianya jauh lebih renta dari Candi Borobudur.
Sejarah Candi Mendut Dan Penemuannya Kembali
- Sejarah Candi Mendut - Penemuan. Candi mendut telah terkubur dengan tanah pada ketika ditemukan pada tahun 1836. Kemudian dilakukanlah penggalian besar-besaran untuk membuka kembali candi mendut secara keseluruhan. Setelah digali semua bab dari candi sanggup ditemukan semua kecuali bab atap candi yang tidak ditemukan.
- Sejarah Candi Mendut - Pemugaran pertama. Pada sekitar tahun 1897-1904 pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu melaksanakan pemugaran candi yang pertama. Pada proses pemugaran itu candi sanggup direkonstruksi dengan baik termasuk bab atapnya yang hilang. Namun hasil yang didapatkan pada pemugaran pertama ini dirasakan masih belum sempurna.
- Sejarah Candi Mendut - Pemugaran kedua. Lalu dimulailah lagi proses pemugaran kedua yang dilaksanakan pada tahun 1908 yang waktu itu dipimpin oleh Theodoor Van Erp. Pemugaran kedua ini pemerintah Hindia Belanda memfokuskan pada perbaikan bentuk dan pnyempurnaan atap candi, serta pemasangan kembali stupa-stupa. Karena keterbatasan dana pada saai itu pemugaran kedua ini sempat berhenti beberapa saat, tapi kembali diteruskan pada tahun 1925 hingga selesai.
Sejarah Candi Mendut dan Arsitekturnya
Candi initerdiri dari satu buah bangunan utama yang cukup besar dengan ruangan di dalamnya. Untuk sanggup memasuki ruangan dalam candi, di depan pintu masuk terdapat tangga naik ke dalam candi yang menghadap ke barat.
Sejarah Candi Mendut - Budha Sakyamuni |
- Budha Sakyamuni. Disebut pula Budha yang sedang berkotbah, terletak di tengah tepat di depan pintu masuk dalam candi atau menghadap ke barat. Patung Budha Sakyamuni ialah patung Budha dengan posisi tangan menyerupai sedang memberi wejangan atau nasehat.
- Bodhisattva Avalokiteswara. Terletak di sebelah kanan arca Budha sakyamuni, dan menghadap ke selatan. Arca ini berbentuk Arca Budha dengan posisi duduk dengan kaki kiri dilipat dan kaki kanan menjuntai ke bawah dan menginjak bunga teratai.
- Maitreya. Arca Maitreya terletak di bab kiri arca Bodhisattva Avalokiteswara dan menghadap ke utara. Posisi arca digambarkan sedang duduk dengan perilaku tangan simhakarnamudra dengan jari-jari tertutup.
Hampir semua bab candi sanggup kita temui relief-relief indah dengan banyak sekali ukuran dan cerita. Semua dongeng pada relief candi menggambarkan kehidupan. Ada dongeng perihal kehidupa Budha, dan dongeng lainnya.
Sejarah Candi Mendut Dan Daya Tarik Wisata
Sejarah Candi Mendut - Hari Raya Waisak (foto: thejakartapost.com) |
Pada hari raya Waisak candi ini akan menjadi sangat ramai sekali dan penuh sesah oleh para wisatawan. Hal ini alasannya pada hari raya Waisak biasanya umat Budha terutama para Bhiksu akan memadati candi ini untuk mengadakan prosesi perayaan Waisak.
Prosesi Waisak akan dimulai pada 1 hari sebelum hari waisak dengan pengambilan air dari beberapa sumber mata air suci di sekitar candi. Kemudian mulai malam hari semua pemuka agama Budha akan berkumpul di candi mendut untuk berdoa. Proses ini akan berlangsung hingga keesokan harinya.
Tepat pada hari raya Waisak seluruh umat Budha dan para Bhiksu akan mengadakan pawai arak-arakan dengan berjalan kaki menuju candi Borobudur. Dan pada hasilnya di candi Borobudur inilah puncak prosesi upacara Waisak akan digelar hingga selesai.
Perlu dijadikan catatan bahwa tepat pada ketika prosesi upacara Waisak, candi Mendut dan candi Borobudur akan ditutup untuk umum. Para pengunjung dan wisatawan tidak akan diperkenankan masuk ke area candi. Makara kalau ingin mengunjungi candi-candi ini, pastikan sebelumnya untuk melihat kalender. Jangan hingga sudah jauh-jauh mengunjungi candi mendut, ternyata dihentikan masuk.
Namun selain bangunan candi itu sendiri, bekerjsama prosesi perarakan upacara Waisak juga sangat layak untuk ditonton sebagai wisata sejarah candi mendut. Pada ketika hari raya Waisak ini justru pengunjung candi mendut biasanya sangat membludak penuh dengan wisatawan domestik, dan terlebih wisatawan mancanegara.
**Candi Kalasan