Dalam melaksanakan Persiapan Sebelum berpidato salah satunya yaitu mengumpulkan bahan Pidato kemudian dilanjutkan dengan Melakukan Latihan Pidato, untuk Melakukan Latihan Pidato silahkan baca artikel dibawah ini...
Tahapan ini pada umumnya dilakukan bagi pembicara pemula, bagi pembicara yang telah jago maka tahapan ini jarang sekali dilakukan. Setelah semua persiapan sebelumnya telah dilakukan, maka pembicara sanggup melaksanakan latihan pidato menyerupai yang akan dilakukan secara bekerjsama meskipun tanpa ada pendengar. Dari latihan ini pembicara sanggup mengukur kekuatan bunyi yang dimilikinya, juga sanggup mengetahui susunan bahan yang akan disampaikan (sudah urut atau belum).
Tahapan ini pada umumnya dilakukan bagi pembicara pemula, bagi pembicara yang telah jago maka tahapan ini jarang sekali dilakukan. Setelah semua persiapan sebelumnya telah dilakukan, maka pembicara sanggup melaksanakan latihan pidato menyerupai yang akan dilakukan secara bekerjsama meskipun tanpa ada pendengar. Dari latihan ini pembicara sanggup mengukur kekuatan bunyi yang dimilikinya, juga sanggup mengetahui susunan bahan yang akan disampaikan (sudah urut atau belum).
Tahapan latihan berpidato ini sangatlah penting bagi seorang pemula sebab tidak semua orang mempunyai kemampuan berpidato, meskipun ayah atau keturunannya mempunyai keahlian dalam berpidato. Kemampuan berpidato bukanlah suatu Warisan yang sanggup diteruskan atau diturunkan pada generasi berikutnya. Dan, belum tentu seseorang yang pintar berbicara dalam kesehariannya bisa untuk berpidato dihadapan umum. Kemampuan berpidato ini harus dipelajari, oleh sebab itu setiap orang yang ingin mempunyai keahlian dalam berpidato harus berguru dan berlatih.
Dalam melatih kemampuan berpidato ini juga diharapkan ketekunan jikalau ingin berhasil, sebab seseorang tidak akan mempunyai keahlian yang baik jikalau hanya sekali atau dua kali saja berlatih pidato. Jadi, keahlian pidato ini harus terus dilatih dan dipelajari serta dipraktekkan dihadapan para pendengar.
Dengan semakin banyak latihan dan praktek yang dilakukan maka kemampuan dalam berpidato akan terbentuk dengan sendirinya. Untuk mencapai tingkat kematangan tertentu seorang pembicara harus terus belajar, melaksanakan latihan dengan sungguh-sungguh guh serta beberapa kali mempraktekannya secara aktual dihadapan pendengar. Memang, untuk mencapai tingkat jago tidaklah gampang bagi seorang pembicara pemula, mereka harus melalui tahap-tahap dan proses yang begitu lama.
Hanya ketekunan dan kegigihan saja yang bisa mendorong seorang menjadi seorang pembicara besar. Ada beberapa pola yang sanggup dijadikan sebagai tolak ukur bahwa untuk mencapai tingkatan jago dalam berpidato tidaklah mudah. Misalnya saja Presiden kita yang pertama Ir. Soekarno atau lebih dekat dipanggil Bung Karno. Kemampuannya dalam berpidato tidak perlu diragukan lagi. Banyak orang yang kagum pada tokoh proklamator ini dalam hal berpidato. Pada ketika ia berpidato, banyak pendengarnya yang terpukau sehingga rela mendengarnya meskipun berjam-jam, seperti telah terpengaruh dan terbawa hanyut oleh pidato beliau.
Mungkin orang tidak akan pernah berpikir darimana Bung Karno memperoleh kemampuan menyerupai itu. Atau mungkin banyak orang yang berpikir bahwa kemampuan berpidato BungKarno merupakan talenta alami yang telah dibawanya semenjak kecil. Bukan itu jawabannya. Bung Karno telah melatihnya semenjak ia masih dibangku sekolah yang kemudian terus-menerus dikembangkan hingga arif balig cukup akal dan pada jadinya ia bisa menjadi spesialis pidato ulung di negeri ini. Kemampuan berpidato Bung Karno yang dilatih semenjak ia masih duduk dibangku sekolah tersebut pernah diceritakan oleh salah seorang mitra ia dalam sebuah surat kabar harian.
Tokoh populer lainnya dari manca negara yaitu Winston Churchill spesialis pidato populer berkebangsaan Inggris masih mengakui bahwa dirinya masih mengalami kesulitan mempersiapkan naskah pidato sehingga dia masih memerlukan pertolongan dua orang sekretarisnya untuk mempersiapkan sebuah naskah pidato. Tidak cukup hingga disitu saja, dia juga harus berlatih pidato di depan cermin dengan membawakan bahan pidato yang akan dibawakannya. Di samping itu ia juga harus merekam suaranya sendiri pada saai beriatih untuk melaksanakan koreksi terhadap latihan pidato yang dibawakannya. Sungguh sangat rumit bukan, sedangkan dia spesialis pidato yang terkenal. Tetapi semua itu dilakukan demi kesuksesan pidatonya.