Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya Majapahit di Masa Tribhuwana Tunggadewi - Kerajaan Majapahit ini yaitu sebuah kerajaan besar yang mempunyai sejarah sangat panjang. Ada banyak raja yang pernah memerintah Kerajaan Majapahit mulai dari masa berdirinya Kerajaan Majapahit hingga pada masa keruntuhannya. Dari sekian banyak raja yang pernah memerintah Kerajaan Majapahit, ada raja yang berhasil membangun Majapahit dan membawanya pada masa keemasan Majapahit. Dengan banyaknya raja yang memerintah Kerajaan Majapahit tersebut, tentu kehidupan politik, ekonomi, sosial maupun budaya pada jaman Majapahit akan berbeda-beda diantara beberapa rajanya.
Kehidupan Politik Kerajaan Majapahit |
Kehidupan politik Majapahit masa Raden Wijaya misalnya, tentu tidak sama dengan kehidupan politik Kerajaan Majapahit di masa raja yang lain. Karena pada masa Raden Wijaya ini Majapahit berada pada tahap awal, sehingga beberapa kali terjadi pemberontakan yang bahkan terjadi hingga pada masa anaknya yaitu Raja Jayanegara. Nah, untuk kesempatan kali ini akan kami sampaikan kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya Majapahit masa Tribhuwanatunggadewi, seorang raja perempuan yang memimpin Majapahit.
Kehidupan Politik dan Ekonomi Majapahit
Setelah Raja Jayanegara meninggal, tahta Kerajaan Majapahit diteruskan oleh Tribhuwanatunggadewi. Tribuwanatunggadewi sendiri yaitu adik perempuan Jayanegara yang berbeda ibu. Jayanegara wafat tanpa meninggalkan anak pria sehingga Tribhuwanatunggadewi yang diangkat menjadai raja Majapahit dengan gelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani. Selama menjalankan pemerintahan, Tribhuwanatunggadewi didampingi suaminya yang berjulukan Cakradhara atau Cakreswara. Cakradhara sendiri menjadi raja di tempat Singhasari atau Bhre Singhasari dengan gelar Kertawardahana. Pada masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi ini masih ada beberapa pemberontakan, namun atas saran dan masukan dari Gajah Mada, beberapa pemberontakan pada masa Tribhuwanatunggadewi berhasil di redam.
Misalnya pada tahun 1331, terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta, namun berhasil ditumpas oleh pasukan Gajah Mada. Atas banyak sekali prestasi yang diraih dan dicapai Gajah Mada ini, lalu menciptakan Gajah Mada mendapat penghargaan dengan dinaikkan pangkatnya. Gajah Mada yang semula hanya seorang patih di wilayah Daha, lalu diangkat menjadi Mahapatih Majapahit yang menggantikan Pu Naga.
Dikisahkan dalam sebuah persidangan, Gajah Mada yang sudah menjadi Mahapatih Majapahit kala itu, di depan banyak pejabat Majapahit ia mengucapkan sumpah. Gajah Mada mengucapkan sumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah naungan Majapahit. Sumpah ini lalu dikenal dengan sebutan Sumpah Palapa. Palapa sendiri yaitu garam dan rempah-rempah, yang dapat diartikan bahwa Gajah Mada tidak akan berhenti berpuasa sebelum menyatukan Nusantara di bawah Majapahit.
Kehidupan Sosial Budaya Majapahit
Kehidupan sosial dan budaya Majapahit pada masa Tribhuwanatunggadewi ini berjalan begitu bagus. Keadaan sosial berjalan sangat berimbang, setelah pada masa Jayawardhana masyarakat menyerupai tak diperhatikan. Bisa dikatakan bahwa pada masa Tribhuwana Tunggadewi ini Majapahit berada pada awal-awal menuju masa keemasannya. Trbhuwana Tunggadewi berhasil membawa Majapahit untuk menuju kepada kejayaannya. Kelak, pada masa raja setelah Tribhuwana Tunggadewi yaitu Hayam Wuruk yang akan berhasil membawa masa kejayaan Kerajaan Majapahit.
Pada masa Tribhuwana Tunggadewi ini Gajah Mada yang bersumpah palapa mulai melancarkan agresi dan seni administrasi untuk menaklukkan beberapa wilayah di Nusantara. Dan apa yang dilakukan Gajah Mada ini cukup berhasil dan mulai menampakkan Majapahit sebagai Kerajaan yang disegani di wilayah Nusantara bahkan di negeri manca. Tribhuwana Tunggadewi sendiri lalu meninggal dan didharmakan di Panggoh dengan nama Pantarapura.
Langkah awal Majapahit untuk mencapai kejayaannya yang telah dimulai Tribhuwanatunggadewi ini nantinya akan dilanjutkan oleh Hayam Wuruk (baca : Silsilah dan Biografi Hayam Wuruk).