Peninggalan Kerajaan Majapahit, Candi Sukuh dan Mitosnya - Salah satu kerajaan yang paling masyhur di Indonesia tentu saja ialah Kerajaan Majapahit. Tidak dapat dipungkiri bahwa Kerajaan Majapahit memang kerajaan dengan kawasan kekuasaan yang sangat luas pada masa jayanya dengan imbas yang sangat besar. Bukan saja di nusantara, imbas Kerajaan Majapahit bahkan hingga ke luar negeri. Sebagai sebuah kerajaan yang besar, tentu Kerajaan Majapahit meninggalkan beberapa peninggalan kerajaan Majapahit yang banyak tersebar di banyak sekali daerah. Peninggalan Kerajaan Majapahit ini dapat ditemukan baik di kawasan Jawa Timur maupun di Jawa Tengah.
Candi Sukuh |
Sejarah Candi Sukuh
Candi Sukuh berdasarkan wikipedia ialah sebuah candi yang mempunyai corak Hindu dan secara manajemen terletak di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngarogoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh dikatakan sebagai candi yang bercorakkan Hindu alasannya ialah mempunyai objek pujaan lingga dan yoni. Candi Sukuh ialah candi yang dianggap kontroversial alasannya ialah mempunyai beberapa bentuk yang tidak lazim dan dianggap mempunyai konten dewasa. Dikatakan mempunyai konten cukup umur alasannya ialah banyak bentuk bab Candi Sukuh yang mempunyai bentuk penggambaran alat kelamin secara eksplitis pada beberapa figurnya.
Peninggalan Kerajaan Majapahit |
Situs Candi Sukuh ini dilaporkan keberadaannya pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Kala itu Johnson ditugaskan oleh Raffles untuk mengumpulkan data untuk melengkapi goresan pena bukunya The History of Java. Kemudian sehabis pemerintahan Britania usai, maka kemudian pada tahun 1842, Van de Vlis seorang arkeolog dari Belanda melaksanakan penelitian yang lebih dalam. Candi Sukuh dilakukan pemugaran pertama pada tahun 1928. Lokasi candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1.186 meter di atas permukaan bahari pada koordinat 07o37, 38’ 85’’ Lintang Selatan dan 111o07,. 52’65’’ Bujur Barat.
Bangunan Candi Sukuh ini mempunyai kesan yang sederhana kepada para pengunjung. Struktur Candi Sukuh ini tidak sama dengan kebanyakan candi yang ada di Jawa Tengah menyerupai Candi Prambanan atau Candi Borobudur. Candi Sukuh mempunyai bentuk lebih menyerupai dengan bentuk peninggalan budaya suku Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Ada juga yang beropini bahwa bentuk Candi Sukuh juga mempunyai bentuk yang menyerupai dengan bentuk Piramida yang ada di Mesir.
Seorang arkeolog dari Belanda W.F Stutterheim pada tahun 1930 mencoba menawarkan klarifikasi atas keberadaan Candi Sukuh ini. Ia menawarkan tiga argumen terkait Candi Sukuh. Argumen pertama ialah bahwa ia menyebutkan bahwa Candi Sukuh ini dibentuk bukan oleh tukang kerikil namun dibentuk oleh tukang kayu dari desa dan bukan dari kalangan keraton. Argumen berikutnya ialah bahwa Candi Sukuh dibentuk dengan tergesa-gesa sehingga bentuknya tidak rapi. Kenapa Candi Sukuh tidak begitu bedar, alasannya ialah berdasarkan argumen W.F. Stutterheim alasannya ialah pada ketika itu Kerajaan Majapahit berada pada keadaan menjelang keruntuhan sehingga tidak memungkinkan untuk menciptakan candi yang besar dan megah.
Mitos Tes Keperawanan Di Candi Sukuh
Sudah lazim kita ketahui bersama bahwasannya dalam setiap peninggalan kerajaan dalam bentuk apapun biasanya akan didampingi dengan bermacam-macam kisah mitos ataupun kisah unik yang dipercaya rakyat hingga sekarang. Demikian halnya dengan Candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang berupa Candi Sukuh ini, ada beberapa mitos yang terkandung di dalamnya. Mitos yang paling terkenal dan dipercaya oleh beberapa masyarakat ialah mitos wacana tes keperawanan di Candi Sukuh. Untuk mitos tes keperawanan di Candi Sukuh, seorang perempuan dapat dites keperawanannya dengan melewati patung lingga yoni. Jika perempuan melewati lingga yoni dan ternyata kain yang dikenakan sobek maka ia dinyatakan sudah tidak perawan lagi. Bahkan ada yang percaya bahwa seorang yang sudah tidak perawan, maka ia juga akan meneteskan darah.
Peninggalan Kerajaan Majapahit |
Selain mitos tes keperawanan, juga ada mitos uji kesetiaan. Sama dengan tes keperawanan, maka seorang perempuan atau istri yang ingin dites kesetiaannya maka harus berjalan melalui lingga yoni. Dan bila pakaian yang digunakan sobek, maka perempuan tersebut selingkuh, bila tidak robek maka si istri tersebut setia. Ada juga mitos lain terkait Candi Sukuh yaitu mitos wacana uji keperjakaan. Tidak saja untuk wanita, ternyata Candi Sukuh mitos nya juga dapat digunakan untuk mengetes keperjakaan seorang pria. Caranya adalah, laki-laki yang sedang dites juga harus melewati lingga yoni, dan bila laki-laki tersebut mendadak ingin buang air kecil dan tidak dapat ditahan lagi, maka laki-laki tersebut sudah tidak pemuda lagi.
Nah teman-teman, itulah sedikit isu terkait peninggalan Kerajaan Majapahit yang berupa Candi Sukuh. Candi peninggalan Kerajaan Majapahit gotong royong bukan Candi Sukuh saja, ada beberapa candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang dapat ditemukan. Insyaalloh di lain waktu dan kesempatan akan kami ulas lebih dalam lagi mengenai candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang lainnya.