Kerajaan Kalingga atau Ho-ling merupakan sebuah kerajaan Hindu yang sempat berdiri pada era ke 6 Masehi di Jawa Tengah. Meski letak persisnya belum diketahui, beberapa hebat memperkirakan kerajaan ini berdiri di sekitar kawasan antara perbatasan Kabupaten Pekalongan dan Jepara. Sedikitnya sumber sejarah dan peninggalan Kerajaan Kalingga menjadi pembatas sulitnya para hebat mengungkap keadaan kerajaan ini di masa silam. Pada artikel kali ini kita akan membahas perihal sumber-sumber sejarah tersebut beserta peninggalan berupa candi, prasasti, atau arca dari peradaban kerajaan Kalingga yang masih tersisa sampai ketika ini.
Prasasti Tukmas berisi perihal kabar adanya sungai di lereng Gunung Merapi yang airnya jernih, ibarat mirip fatwa sungai Gangga di India. Adapun gambar-gambar yang termuat di dalamnya yaitu gambar trisula, kapak, kendi, cakra, kelasangka, dan bunga teratai. Gambar-gambar tersebut menjadi bukti bahwa kerajaan Kalingga mempunyai hubungan bersahabat dengan kebudayaan Hindu dari India.
Letak inovasi prasasti Tukmas yang cukup jauh dari asumsi ibukota kerajaan juga mengambarkan bahwa cakupan wilayah kekuasaan dari Kerajaan Kalingga cukup luas.
Prasasti Sojomerto bertuliskan karakter Kawi dan berbahasa Melayu Kuno. Dengan wujudnya ini, para hebat memperkirakan bahwa prasasti Sojomerto dibentuk pada era ke 7 Masehi.
Isi prasasti Sojomerto menceritakan perihal kondisi keluarga kerajaan Kalinga. Salah satu perihal pendiri kerajaan yang berjulukan Dapunta Sailendra. Dari nama tersebut, diperkirakan pendiri Kalingga berasal dari garis keturunan Dinasti Sailendra, penguasa Kerajaan Mataram Kuno di masa sebelumnya.
Selain meninggalkan beberapa prasasti, Kerajaan Kalingga juga meninggalkan bangunan Candi. Ada 2 candi peninggalan Kerajaan Kalingga, yaitu candi Angin dan candi Bubrah. Baca Juga : Peninggalan Kerajaan Kediri .
Dari analisa karbon, diperkirakan candi angin dibangun pada masa sebelum pembangunan Candi Borobudur. Tidak terdapatnya ornamen-ornamen Hindu Budha menciptakan candi ini diperkirakan dibangun sebelum kebudayaan Hindu Budha berbaur dengan kebudayaan orisinil masyarakat Jawa.
Demikian sekilas pemaparan kami mengenai beberapa peninggalan Kerajaan Kalingga, baik yang berupa candi maupun yang berupa prasasti. Meski tidak menguak banyak hal perihal sejarah Kerajaan Kalingga, peninggalan-peninggalan tersebut sampai sekarang masih dirawat dan terus dipelihara sebagai warisan budaya untuk generasi Indonesia yang selanjutnya.
Peninggalan Kerajaan Kalingga
Sumber sejarah Kerajaan Kalingga sangatlah terbatas. Rujukan utama yang dipakai para hebat mengungkapkan keadaan kerajaan ini yaitu catatan seorang pengembara dari Dinasti Tang berjulukan I-Tsing. Selain catatan-catatan I-Tsing, beberapa peninggalan ibarat candi, arca, dan prasasti juga menjadi patokan dalam mengungkap keberadaan dan keadaan kerajaan ini di masa silam.1. Prasasti Tukmas
Peninggalan Kerajaan Kalingga yang pertama yaitu prasasti Tukmas. Prasasti ini ditemukan di Kecamatan Grabak, Magelang – Jawa Tengah. Prasasti Tukmas bertuliskan karakter Pallawa dan berbahasa Sansekerta lengkap dengan pahatan beberapa gambar.Prasasti Tukmas berisi perihal kabar adanya sungai di lereng Gunung Merapi yang airnya jernih, ibarat mirip fatwa sungai Gangga di India. Adapun gambar-gambar yang termuat di dalamnya yaitu gambar trisula, kapak, kendi, cakra, kelasangka, dan bunga teratai. Gambar-gambar tersebut menjadi bukti bahwa kerajaan Kalingga mempunyai hubungan bersahabat dengan kebudayaan Hindu dari India.
Letak inovasi prasasti Tukmas yang cukup jauh dari asumsi ibukota kerajaan juga mengambarkan bahwa cakupan wilayah kekuasaan dari Kerajaan Kalingga cukup luas.
2. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojometro yaitu prasasti peninggalan Kerajaan Kalingga yang titemukan di wilayah Kabupaten Batang. Dinamakan Sojometro alasannya yaitu prasasti ini ditemukan sempurna di dusun yang berjulukan Sojomerto.Prasasti Sojomerto bertuliskan karakter Kawi dan berbahasa Melayu Kuno. Dengan wujudnya ini, para hebat memperkirakan bahwa prasasti Sojomerto dibentuk pada era ke 7 Masehi.
Isi prasasti Sojomerto menceritakan perihal kondisi keluarga kerajaan Kalinga. Salah satu perihal pendiri kerajaan yang berjulukan Dapunta Sailendra. Dari nama tersebut, diperkirakan pendiri Kalingga berasal dari garis keturunan Dinasti Sailendra, penguasa Kerajaan Mataram Kuno di masa sebelumnya.
3. Prasasti Upit
Prasasti Upit yaitu sebuah prasasti yang ditemukan di Desa Ngawen, Kec. Ngawen – Kab. Klaten. Isi prasasti ini menceritakan perihal adanya sebuah kampung, berjulukan kampung upit yang menjadi kawasan perdikan (bebas pajak) alasannya yaitu anugerah dari ratu Shima. Saat ini, prasasti upit disimpan di Museum Purbakala, Jawa Tengah di Prambanan, Klaten.Selain meninggalkan beberapa prasasti, Kerajaan Kalingga juga meninggalkan bangunan Candi. Ada 2 candi peninggalan Kerajaan Kalingga, yaitu candi Angin dan candi Bubrah. Baca Juga : Peninggalan Kerajaan Kediri .
4. Candi Angin
Candi Angin ditemukan di Desa Tempur, Kec. Keling, Jepara – Jawa Tengah. Dinamakan candi angin yaitu alasannya yaitu candi ini berdiri di atas kawasan yang cukup tinggi, kendati terpaan angin sangat kencang dari waktu ke waktu, candi ini tidak rubuh dan justru tetap kokoh.Dari analisa karbon, diperkirakan candi angin dibangun pada masa sebelum pembangunan Candi Borobudur. Tidak terdapatnya ornamen-ornamen Hindu Budha menciptakan candi ini diperkirakan dibangun sebelum kebudayaan Hindu Budha berbaur dengan kebudayaan orisinil masyarakat Jawa.
5. Candi Bubrah
Candi Bubrah ditemukan di lokasi sekitar candi angin. Dinamakan candi Bubrah alasannya yaitu pada ketika ditemukan, kondisi candi ini sudah luluh lantah (Jawa : Bubrah). Dari arsitektur dan gaya bangunannnya, candi ini diperkirakan dibentuk pada sekitar era ke 9 Masehi dengan bercorak kebudayaan Budha. Candi yang dibentuk dari materi kerikil andesit ini berukuran 12 meter x 12 meter. Saat ditemukan reruntuhan yang tersisa tingginya hanya sekitar 2 meter saja.Demikian sekilas pemaparan kami mengenai beberapa peninggalan Kerajaan Kalingga, baik yang berupa candi maupun yang berupa prasasti. Meski tidak menguak banyak hal perihal sejarah Kerajaan Kalingga, peninggalan-peninggalan tersebut sampai sekarang masih dirawat dan terus dipelihara sebagai warisan budaya untuk generasi Indonesia yang selanjutnya.