Suku dayak ialah salah satu suku orisinil Kalimantan yang sangat populer alasannya ialah keunikan etnik budayanya, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga sampai ke mancanegara. Suku dayak dikenal sebagai suku yang mempunyai warisan magis yang kuat. Ilmu-ilmu spiritual menjadi simbol kekhasan dari watak suku yang mendiami pedalaman tanah Borneo ini. Namun terlepas dari kenyataan tersebut, ternyata masih banyak orang yang belum tahu ihwal ibarat apa dan bagaimana asal seruan suku dayak tersebut di masa lalu.
Seiring waktu berlalu, suku bangsa Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaya, Orang-orang suku Bugis, Makassar, dan Jawa yang tiba dalam rentang waktu yang lama, mendesak orang-orang ras Mongolid yang menjadi asal seruan suku dayak ini untuk semakin masuk, naik ke huluan sungai. Mereka terpencar-pencar, menyebar, dan mendiami tempat daerah pedalaman. Masing-masing dari mereka kemudian berbagi adat budayanya masing-masing dan menjadi cikal bakal beragamnya sub etnis suku dayak di tanah Kalimantan.
Di runut dari sejarahnya, suku dayak bersama-sama pernah mendirikan sebuah kerajaan berjulukan Kerajaan Dayak Nansarunai. Akan tetapi, kerajaan ini tidak bertahan lama. Ia digempur dan dihancurkan oleh kedigdayaan Majapahit yang dikala itu tengah gencar melaksanakan perluasan wilayah.
Sejarah dan asal seruan suku dayak juga dipengaruhi oleh budaya dari suku atau bangsa lain yang masuk ke wilayah Kalimantan. Misionaris Katolik contohnya yang telah berhasil mengubah kepercayaan suku dayak yang awalnya animisme menjadi percaya pada Al-Kitab, budaya Islam yang dibawa orang-orang Jawa di masa kejayaan kerajaan Demak telah menciptakan sebagian kecil masyarakat dayak beralih menganut Islam, serta kebudayaan Tionghoa yang menambah keragaman pengetahuan seni mereka ibarat piring malawen, belanga, dan peralatan keramik.
Terlepas dari akulturasi dan efek budaya dari suku bangsa lainnya, pada kenyatannya dikala ini suku dayak telah terbagi menjadi 6 stanmenras atau 6 rumpun. Keenam rumpun yang antara lain rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, dan rumpun Punan tersebut menyebar ke seluruh wilayah di Kalimantan, mulai dari Kalimantan Barat, Timur, Tengah, Selatan, dan Kalimantan Utara. Keenam rumpun tersebut juga terbagi lagi menjadi ratusan sub suku dayak yang daftarnya sanggup Anda lihat di sini.
Nah, demikianlah pemaparan mengenai asal seruan suku dayak, penyebaran, dan sejarahnya. Jika ada pendapat atau masukan lain mengenai pembahasan sejarah suku dayak di artikel ini, silakan gunakan kolom komentar di bawah untuk menyampaikan. Semoga bermanfaat.
Asal Usul Suku Dayak
Asal seruan suku dayak diperkirakan merupakan keturunan dari ras Mongolid, Asia. Seperti diketahui bahwa 2000 tahun sebelum masehi, benua Asia masih menyatu dengan Pulau Kalimantan. Ras mongolid yang terdesak alasannya ialah kalah perang, mengembara ke arah Selatan, mulai dari Semenanjung Malaya, Serawak, sampai Kalimantan. Ras Mongolid ini kemudian menetap, mendirikan perkampungan di tepian-tepian sungai, beranak pinak, dan membangun kebudayaannya sendiri di tanah Borneo.Seiring waktu berlalu, suku bangsa Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaya, Orang-orang suku Bugis, Makassar, dan Jawa yang tiba dalam rentang waktu yang lama, mendesak orang-orang ras Mongolid yang menjadi asal seruan suku dayak ini untuk semakin masuk, naik ke huluan sungai. Mereka terpencar-pencar, menyebar, dan mendiami tempat daerah pedalaman. Masing-masing dari mereka kemudian berbagi adat budayanya masing-masing dan menjadi cikal bakal beragamnya sub etnis suku dayak di tanah Kalimantan.
Di runut dari sejarahnya, suku dayak bersama-sama pernah mendirikan sebuah kerajaan berjulukan Kerajaan Dayak Nansarunai. Akan tetapi, kerajaan ini tidak bertahan lama. Ia digempur dan dihancurkan oleh kedigdayaan Majapahit yang dikala itu tengah gencar melaksanakan perluasan wilayah.
Sejarah dan asal seruan suku dayak juga dipengaruhi oleh budaya dari suku atau bangsa lain yang masuk ke wilayah Kalimantan. Misionaris Katolik contohnya yang telah berhasil mengubah kepercayaan suku dayak yang awalnya animisme menjadi percaya pada Al-Kitab, budaya Islam yang dibawa orang-orang Jawa di masa kejayaan kerajaan Demak telah menciptakan sebagian kecil masyarakat dayak beralih menganut Islam, serta kebudayaan Tionghoa yang menambah keragaman pengetahuan seni mereka ibarat piring malawen, belanga, dan peralatan keramik.
Terlepas dari akulturasi dan efek budaya dari suku bangsa lainnya, pada kenyatannya dikala ini suku dayak telah terbagi menjadi 6 stanmenras atau 6 rumpun. Keenam rumpun yang antara lain rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, dan rumpun Punan tersebut menyebar ke seluruh wilayah di Kalimantan, mulai dari Kalimantan Barat, Timur, Tengah, Selatan, dan Kalimantan Utara. Keenam rumpun tersebut juga terbagi lagi menjadi ratusan sub suku dayak yang daftarnya sanggup Anda lihat di sini.
Nah, demikianlah pemaparan mengenai asal seruan suku dayak, penyebaran, dan sejarahnya. Jika ada pendapat atau masukan lain mengenai pembahasan sejarah suku dayak di artikel ini, silakan gunakan kolom komentar di bawah untuk menyampaikan. Semoga bermanfaat.