Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi. Sumatera ialah salah satu pulau yang ada di Indonesia pecahan barat yang mempunyai warisan budaya berupa candi yang tak kalah banyaknya dengan Pulau Jawa.
Salah satu penyebabnya ialah adanya beberapa kerajaan besar yang juga pernah berkuasa di wilayah Sumatera dan sekitarnya. Dan salah satu peninggalan bersejarah berupa candi yang termasuk yang terbesar di Pulau Sumatera ialah Kompleks Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi merupakan peninggalan yang sangat bersejarah dari dua kerajaan besar di Sumatera yaitu Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa dari periode ke-6 hingga sekitar periode ke-11, dan juga Kerajaan Melayu. Candi yang berupa kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan candi ini diyakini dibangun pada masa periode ke-4 hingga periode ke-5 Masehi oleh Kerajaan Melayu yang lalu ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Dan di kompleks ini terdapat 9 buah candi besar yang terpisah dan sanggup dikunjungi. Selain itu di kompleks Candi Muaro Jambi ini juga masih banyak terdapat puluhan reruntuhan banyak sekali bangunan candi dan juga artefak-artefak lainnya yang masih belum diekskavasi. Jumlahnya kurang lebih 80 buah reruntuhan candi yang gres sebagian kecil yang dipugar kembali.
Candi Muaro Jambi ialah salah satu candi di Sumatera yang cukup populer selain Candi Muara Takus. Kompleks Candi Muaro Jambi membentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai Batang Hari, dengan luas area kompleks yang meliputi kurang lebih 12 kilometer persegi. Lokasi tepatnya berada di Kecamatan Muaro Sebo, di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi. Untuk menuju Candi Muaro Jambi dapan memakai perjalanan darat dari Kota Jambi menuju arah timur sejauh kurang lebih 30 kilometer.
Sejarah Candi Muaro Jambi tidak lepas dengan adanya 2 kerajaan besar yang pernah berkuasa di tempat Sumatera yaitu kerajaan Melayu dan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Melayu diperkirakan telah ada semenjak periode ke-7 Masehi, dan sentra kerajaannya diperkirakan berada di tempat yang kini kita kenal sebagai Kota Jambi, walaupun ada sebagian jago yang mempunyai pendapat berbeda. secara niscaya mengenai tahun dan lokasi kerajaan Melayu memang hingga dengan ketika ini masih sangat sanggup diperdebatkan .
Kerajaan Melayu diperkerikan lalu dikalahkan oleh Kerajaan Sriwijaya, dan balasannya daerahnya diambil alih oleh Sriwijaya pada sekitar final periode ke-7.
Seorang Pendeta yang sangat populer dari Cina berjulukan I Tsing atau I Ching atau Yì Jìng, dalam catatan perjalanannya menuju ke daratan India pada tahun 671 Masehi sempat menuliskan mengenai Kerajaan Melayu. Di catatannya ia menyebutkan dalam perjalanannya menuju India, ia singgah di Negeri Sriwijaya, dan disambut baik oleh Baginda Raja yang lalu mengirimkannya ke Negeri Malayu selama 2 bulan lamanya. Dan pada catatan perjalanannya ketika pulang kembali ke India tahun 685 Masehi ia menceritakan ketika ia berangkat dari India menuju Cina, ia singgah kembali di Negeri Malayu yang kini telah menjadi pecahan dari Sriwijaya.
Selama masa kejayaan kedua kerajaan besar tersebut mereka telah membangun beberapa candi yang tersebar di sepanjang Sungai Batang Hari. Namun sehabis runtuhnya Kerajaan Sriwijaya di era periode ke-11 banyak sekali peninggalan kerajaan dari Dinasti Syailendra ini juga mulai hilang secara perlahan termasuk Candi Muaro Jambi.
Setelah runtuhnya Dinasti Syailendra yang menguasai Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan beberapa wilayah lainnya, candi-candi yang telah dibangunpun mulai ditinggalkan. Dan kompleks percandian ini mulai ditemukan kembali oleh S.C. Crooke yaitu seorang letnan Inggris, pada sekitar tahun 1824. Namun penemuannya tidak berlanjut, hingga pada tahun 1975 pemerintah Indonesia secara resmi melaksanakan banyak sekali upaya pemugaran kembali Candi Muaro Jambi.
Berdasarkan reruntuhan situs candi yang ada, di area ini terdapat 9 candi sanggup dikenali dan telah dipugar kembali yaitu Candi Koto Mahligai, Candi Tinggi, Candi Astano, Candi Gumpung, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, Candi Kedaton, Candi Gumpung, dan Candi Kembar Batu.
Ada banyak persamaan yang terdapat pada hampir semua bangunan candi di sini yaitu materi dasar bangunan yang terbuat dari kerikil bata merah, menyerupai yang ada pada Candi Muara Takus. Hal ini sangat berbeda dengan candi-candi peninggalan Sriwijaya dari dinasti Syailendra di Jawa. Misalnya pada Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, dan beberapa candi lainnya yang semuanya terbuat dari kerikil andesit. Selain peninggalan berupa bangunan candi, masih ada beberapa jenis peninggalan lainnya contohnya menyerupai saluran atau saluran air kuno, menapo (gundukan tanah), banyak sekali arca, keramik, tembikar, banyak sekali peninggalan dari kerikil dan perunggu hingga emas, dan masih banyak lagi jenis peninggalan lainnya.
Melihat dari lokasi komplek Candi Muaro Jambi yang memanjang berada pada tepian Sungai Batang Hari maka kemungkinan besar pada masa itu tempat ini ialah sebuah tempat yang sangat ramai dan sibuk. Dan lalu kerajaan tetapkan untuk membangun banyak sekali sarana peribadatan berupa candi dan banyak sekali bangunan lainnya di banyak sekali tempat di wilayah ini.
Daerah tepian Sungai Batang Hari diperkirakan menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh banyak pedagang dari banyak sekali negara atau kerajaan, baik sebagai tempat persinggahan maupun tempat tinggal. Dan dari situlah lalu terjadi banyak sekali pertukaran kebudayaan dari banyak sekali kerajaan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sisa-sisa peninggalan artefak di kompleks Candi Muara Jambi berupa banyak sekali barang dari banyak sekali kebudayaan. Misalnya dengan ditemukannya banyak sekali manik-manik maupun keramik dari Cina, Persia, dan juga India.
Saat ini kompleks Candi Muaro Jambi menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Sumatera khususnya di Propinsi Jambi. Sampai dengan kini ini telah ada puluhan bahkan ratusan situs peninggalan yang telah ditemukan di area ini, walaupun gres sebagian kecil yang telah dipugar. Namun begitu bagi anda yang berkunjung ke Jambi, anda wajib mengunjungi Kompleks Candi Muaro Jambi atau yang juga disebut Candi Muara Jambi ini.
Salah satu penyebabnya ialah adanya beberapa kerajaan besar yang juga pernah berkuasa di wilayah Sumatera dan sekitarnya. Dan salah satu peninggalan bersejarah berupa candi yang termasuk yang terbesar di Pulau Sumatera ialah Kompleks Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi atau Candi Muara Jambi
Candi Muaro Jambi merupakan peninggalan yang sangat bersejarah dari dua kerajaan besar di Sumatera yaitu Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa dari periode ke-6 hingga sekitar periode ke-11, dan juga Kerajaan Melayu. Candi yang berupa kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan candi ini diyakini dibangun pada masa periode ke-4 hingga periode ke-5 Masehi oleh Kerajaan Melayu yang lalu ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Dan di kompleks ini terdapat 9 buah candi besar yang terpisah dan sanggup dikunjungi. Selain itu di kompleks Candi Muaro Jambi ini juga masih banyak terdapat puluhan reruntuhan banyak sekali bangunan candi dan juga artefak-artefak lainnya yang masih belum diekskavasi. Jumlahnya kurang lebih 80 buah reruntuhan candi yang gres sebagian kecil yang dipugar kembali.
Lokasi Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi ialah salah satu candi di Sumatera yang cukup populer selain Candi Muara Takus. Kompleks Candi Muaro Jambi membentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai Batang Hari, dengan luas area kompleks yang meliputi kurang lebih 12 kilometer persegi. Lokasi tepatnya berada di Kecamatan Muaro Sebo, di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi. Untuk menuju Candi Muaro Jambi dapan memakai perjalanan darat dari Kota Jambi menuju arah timur sejauh kurang lebih 30 kilometer.
Sejarah Candi Muaro Jambi
Sejarah Candi Muaro Jambi tidak lepas dengan adanya 2 kerajaan besar yang pernah berkuasa di tempat Sumatera yaitu kerajaan Melayu dan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Melayu diperkirakan telah ada semenjak periode ke-7 Masehi, dan sentra kerajaannya diperkirakan berada di tempat yang kini kita kenal sebagai Kota Jambi, walaupun ada sebagian jago yang mempunyai pendapat berbeda. secara niscaya mengenai tahun dan lokasi kerajaan Melayu memang hingga dengan ketika ini masih sangat sanggup diperdebatkan .
Kerajaan Melayu diperkerikan lalu dikalahkan oleh Kerajaan Sriwijaya, dan balasannya daerahnya diambil alih oleh Sriwijaya pada sekitar final periode ke-7.
Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi - Candi Gumpung Tampak Depan |
Seorang Pendeta yang sangat populer dari Cina berjulukan I Tsing atau I Ching atau Yì Jìng, dalam catatan perjalanannya menuju ke daratan India pada tahun 671 Masehi sempat menuliskan mengenai Kerajaan Melayu. Di catatannya ia menyebutkan dalam perjalanannya menuju India, ia singgah di Negeri Sriwijaya, dan disambut baik oleh Baginda Raja yang lalu mengirimkannya ke Negeri Malayu selama 2 bulan lamanya. Dan pada catatan perjalanannya ketika pulang kembali ke India tahun 685 Masehi ia menceritakan ketika ia berangkat dari India menuju Cina, ia singgah kembali di Negeri Malayu yang kini telah menjadi pecahan dari Sriwijaya.
Selama masa kejayaan kedua kerajaan besar tersebut mereka telah membangun beberapa candi yang tersebar di sepanjang Sungai Batang Hari. Namun sehabis runtuhnya Kerajaan Sriwijaya di era periode ke-11 banyak sekali peninggalan kerajaan dari Dinasti Syailendra ini juga mulai hilang secara perlahan termasuk Candi Muaro Jambi.
Penemuan Kembali Candi Muara Jambi
Setelah runtuhnya Dinasti Syailendra yang menguasai Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan beberapa wilayah lainnya, candi-candi yang telah dibangunpun mulai ditinggalkan. Dan kompleks percandian ini mulai ditemukan kembali oleh S.C. Crooke yaitu seorang letnan Inggris, pada sekitar tahun 1824. Namun penemuannya tidak berlanjut, hingga pada tahun 1975 pemerintah Indonesia secara resmi melaksanakan banyak sekali upaya pemugaran kembali Candi Muaro Jambi.
Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi - Candi Gumpung (gambar: wikipedia) |
Berbagai Peninggalan Sejarah di Kompleks Candi Muaro Jambi
Berdasarkan reruntuhan situs candi yang ada, di area ini terdapat 9 candi sanggup dikenali dan telah dipugar kembali yaitu Candi Koto Mahligai, Candi Tinggi, Candi Astano, Candi Gumpung, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, Candi Kedaton, Candi Gumpung, dan Candi Kembar Batu.
Ada banyak persamaan yang terdapat pada hampir semua bangunan candi di sini yaitu materi dasar bangunan yang terbuat dari kerikil bata merah, menyerupai yang ada pada Candi Muara Takus. Hal ini sangat berbeda dengan candi-candi peninggalan Sriwijaya dari dinasti Syailendra di Jawa. Misalnya pada Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, dan beberapa candi lainnya yang semuanya terbuat dari kerikil andesit. Selain peninggalan berupa bangunan candi, masih ada beberapa jenis peninggalan lainnya contohnya menyerupai saluran atau saluran air kuno, menapo (gundukan tanah), banyak sekali arca, keramik, tembikar, banyak sekali peninggalan dari kerikil dan perunggu hingga emas, dan masih banyak lagi jenis peninggalan lainnya.
Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi - Reruntuhan Situs |
Fungsi dan Pengaruh Budaya di Kompleks Candi Muaro Jambi
Melihat dari lokasi komplek Candi Muaro Jambi yang memanjang berada pada tepian Sungai Batang Hari maka kemungkinan besar pada masa itu tempat ini ialah sebuah tempat yang sangat ramai dan sibuk. Dan lalu kerajaan tetapkan untuk membangun banyak sekali sarana peribadatan berupa candi dan banyak sekali bangunan lainnya di banyak sekali tempat di wilayah ini.
Wisata ke Candi Muaro Jambi
Saat ini kompleks Candi Muaro Jambi menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Sumatera khususnya di Propinsi Jambi. Sampai dengan kini ini telah ada puluhan bahkan ratusan situs peninggalan yang telah ditemukan di area ini, walaupun gres sebagian kecil yang telah dipugar. Namun begitu bagi anda yang berkunjung ke Jambi, anda wajib mengunjungi Kompleks Candi Muaro Jambi atau yang juga disebut Candi Muara Jambi ini.